Jember, Kota Karnaval Indonesia

Sumber artikel : Tribunnews.com
Jember Fashion Carnaval (JFC) mengantarkan Indonesia meraih penghargaan Best National Costume di berbagai ajang internasional. Gelaran ini pun tak kalah dengan Carnaval di Rio De Janiro atau Prancis.
Ketika berlangsung pada 10-13 Agustus lalu, Presiden Jokowi datang langsung ke Jember untuk ikut menyaksikan Fashion Carnaval. Seperti apa jalannya karnaval ini dan bagaimana dampaknya terhadap pariwisata di sana? Berikut kisah lengkapnya seperti dilansir dari Program Saga produksi Kantor Berita Radio (KBR).
Hiruk-pikuk warga dan pelancong beradu dalam alunan musik yang mengiringi ratusan model memasuki catwalk di gelaran Jember Fashion Carnaval 2017. Mereka berlenggak-lenggok dengan beragam kostum; mulai dari Srivijaya Empire –yang menampilkan lambang kejayaan Kerajaan Sriwijaya dengan dominasi warna hijau dan emas. 
Ada pula kostum Mystical Toraja –yang mengusung miniatur Tongkongan berwarna hitam dan emas serta rupa-rupa kain Songket. Dan tak ketinggalan, kostum yang menyerupai burung garuda dengan sayap lebar berwarna emas. Kostum bertema Unity in Diversity ini dikenakan Putri Indonesia 2017, Bunga Jelitha Ibrani.
Beragam kostum karnaval ini sesungguhnya terbuat dari bahan daur ulang. Biaya untuk mendesainnya tak murah. Salah seorang peserta karnaval, Danang Sudjana, bercerita perlu biaya puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk membuat satu kostum dengan waktu berbulan-bulan.
Danang sendiri membuat kostum Mystical Toraja. Bahannya dari kain Songket hasil daur ulang yang dikumpulkan selama setahun. Juga pernak-pernik pendukung seperti bros dan gelang yang dibuat sendiri. Tak ketinggalan mahkota berupa rumah Tongkongan setingi 1 meter.
“Ini kostum toraja biayanya sekitar 1 jutaan. Pernah juga membuat yang 3 juta sekitar 2 tahun lalu. Setelah acara biasa banyak yang mau sewa, tarifnya Rp200–500 ribu tergantung kostum,” kata Danang Sudjana, salah seorang pembuat kostum JFC di sela pagelaran.
Festival Jember Carnaval sudah dimulai sejak 2003 silam. Tujuan awalnya tak lain untuk memberikan wadah kepada masyarakat setempat untuk berkarya serta menampilkan hasil karyanya ke hadapan khalayak luas. Gelaran tahunan ini pun begitu menyedot perhatian pelancong dari luar Kabupaten Jember. Pasalnya, kostum yang dihadirkan sangat unik.
Bahkan, Jember Fashion Carnaval telah disejajarkan dengan karnaval lain di seluruh dunia seperti Carnaval di Rio De Janiro Brazil.
Kesuksesan JFC selama 16 tahun inilah yang mengilhami tema tahun 2017 yaitu Victory. Pasalnya, lewat JFC pula Indonesia menjadi salah satu kota karnaval di dunia. Presiden JFC, Dynand Fariz.
“Tema di JFC ke 16 ini adalah Victory atau kemenangan. Saya melihat ini adalah moment merakayan keberhasilan kita karena sudah meraih banyak Best National Costume untuk Indonesia. Salah satunya adalah di ajang Miss Universe,” ujar Fariz bercerita.
Dynand adalah perancang kostum bertema Borobudur. Dimana ia memadukan miniatur candi sebagai mahkota disertai ornament khas Jawa Tengah sebagai hiasan di seluruh kostum. Dan yang tak kalah memukau, kostum khas Borneo –dengan bahan menyerupai sayap burung Enggang selebar dua meter dengan miniatur paruh burung sebagai mahkota dan tameng sebagai aksesori.
Semua rancangan Dynand rupanya menyabet Best National Costum di ajang Miss Universe 2014, satu di antaranya bertema Candi Borobudur.
Keberhasilan JFC, menurut Dynand juga tak lepas dari kerjasama tim. Kata dia, sejak awal mereka memiliki mimpi menjadikanJember sebagai kota Karnaval Dunia. Terbukti, JFC menjadi magnet ampuh mendatangkan para pelancong.
Dari gelaran ini pula laju perekonomian di Jember meningkat. Pembangunan bandara, hotel-hotel berkelas hingga pusat perbelanjaan mulai bermunculan.
Bupati Jember, Faida mengungkapkan, JFC telah membawa angin segar bagi pariwisata di wilayahnya. JFC juga menjadi salah satu pembagkit ekonomi kerakyatan di Kabupaten Jember.
Ini dapat dilihat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) KabupatenJember dari sektor pariwisata meningkat hingga 100 persen. Bahkan pada 2012 silam, pendapatan aslinya dari pajak hotel dan restoran tercatat mencapai Rp7 miliar. Ini menjadikan sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar untuk Kabupaten Jember.
Presiden Joko Widodo bahkan mengapresiasi JFC dengan datang dan menyaksikan karnaval secara langsung. Ditemani Ibu negara Iriana, Presiden turut membuka gelaran JFC dan menobatkanJember sebagai Kota Karnaval Indonesia.